Langsung ke konten utama

GUSTAV GUN SENJATA LEGENDARIS NAZI

Gustav Gun sang raksasa nazi. 
Hallo sobat BSI selamat datang di konten paling bermanfaat. 
Dalam sebuah peperangan, keberadaan artileri yang hebat menjadi sebuah kewajiban. Dengan adanya persenjataan yang mutakhir sebuah negara dapat bertahan dari gempuran negara lain. Karena itulah saat Perang Dunia ke-2 meletus, negara pesertanya berlomba-lomba membuat senjata yang paling hebat.
Salah satu negara yang juga tak mau kalah dalam membuat senjata canggih ini adalah Jerman. Seperti kita ketahui, Jerman saat itu dipimpin oleh Adolf Hitler. Dengan reputasinya yang terkenal hingga saat ini, tak heran Jerman mampu membuat senjata paling mematikan di seluruh dunia.
Saat itu Jerman berhasil menciptakan senjata yang diberi nama Schwerer Gustav atau Heavy Gustav. Senjata berbentuk meriam yang juga dijuluki Great Gustav ini digadang-gadang sebagai senjata terbesar di dunia. Lalu apa saja kehebatan senjata ini? Simak penjelasanya. 
Mari kembali melihat kebelakang tepatnya saat era perang dunia, rel merupakan salah satu aspek penting yang sangat mendukung. Transportasi logistik, persenjataan, tenaga keprajuritan dan lain-lain, semua dapat dibawa diatas rel. Alasan kecepatan dan keamanan membuat rel menjadi media transmisi yang cukup memadai dalam suasana perang.
 Gustav  gun dan Dora adalah nama dari dua senjata artileri 80 cm  raksasa yang berjalan di atas rel milik Jerman dalam Perang Dunia II, yang khusus digunakan dalam operasi-operasi pengepungan. Senjata-senjata ini dikembangkan oleh Krupp dengan tujuan sederhana: menghancurkan benteng yang dipersenjatai dan dilindungi dengan sangat kuat, dilindungi yang bergantung pada Garis Maginot yang menghubungkan antara Prancis dengan Jerman. Adolf Hitler telah menggadang-gadang senjata ini untuk digunakan dalam perang dengan Prancis yang memang telah dia rencanakan, tapi kemudian kompilasi perang ini pecah (apa lagi kalau bukan Perang Dunia II) ternyata senjatanya masih belum siap diterjunkan dalam pertempuran.  tanpa bantuan Gustav dan Dora pun, pasukan Wehrmacht yang digdaya mampu menembus pertahanan Prancis di Garis Maginot!
Spesifikasi meriam ini adalah Meriam yang berukuran sangat besar ini memiliki berat 1.344 ton dan diameter laras 800 milimeter. Tinggi senjata ini sekitar 43 meter dan memiliki lebar sekitar 6 meter. Dengan ukuran sebesar itu, Gustav gun mampu menembakkan peluru seberat 7 ton. Peluru seberat 7 ton tersebut bisa disetel untuk menembak setiap 30 atau 45 menit. Untuk mengoperasikan senjata ini dibutuhkan setidaknya sekitar 500 orang dan persiapan sekitar 3 hari untuk melakukan tembakan. Saking besarnya senjata ini, sampai dibutuhkan bantuan rel untuk menjalankannya dan untuk memindahkannya harus dibongkar terlebih dahulu.
Gustav Gun Memiliki Kekuatan yang Mengerikan
Soal daya hancur Gustav gun nggak perlu diragukan. Kekuatan senjata ini bikin lawan Jerman merinding. Daya jangkau tembak meriam ini mencapai 47 kilometer. Untuk menembakkan proyektilnya, meriam ini menggunakan sekitar 1.360 kilogram bubuk mesiu. Gustav gun memiliki dua jenis proyektil. Proyektil berdaya ledak tinggi 4.763 kg dan proyektil penetrasi beton 7.484 kg.
Jika diledakkan, proyektil berdaya ledak tinggi bisa menyebabkan kawah sedalam 9 meter, sedangkan proyektil penetrasi beton bisa menembus beton dengan ketebalan 7 meter. Meriam berukuran raksasa ini dibuat sebanyak 3 buah. Meriam kedua bernama Dora yang kemudian dihancurkan dan meriam ketiga tak pernah jadi.

Gustav dan Dora keluar sebagai senjata dengan kaliber terbesar dalam sejarah yang pernah digunakan dalam pertempuran, begitu pula amunisi yang menerima sebagai senjata artileri paling berat yang pernah dibuat  oleh manusia. Dia hanya tersaingi oleh Little David Mortar 36 inci milik Amerika dan juga terhitung mortir pengepung yang memuntahkan amunisi yang lebih kecil ukuran dan beratnya.
Pada tahun 1934 Komando Tinggi Angkatan Darat Jerman (OKH) memberikan orderan di pabrik Krupp di Essen (Jerman) untuk mendukung senjata yang mampu melindungi benteng-pertahanan di Garis Maginot yang saat itu baru dibangun. Amunisi senjata ini harus mampu menembus baja setebal tujuh meter atau lapis baja setebal satu meter, dan harus di luar jangkauan artileri Prancis itu sendiri! Insinyur Krupp Dr. Erich Müller mengkalkulasikan bahwa diperlukan senjata 80 kali yang menembakkan proyektil seberat 7 ton dari laras sepanjang 30 meter. Dengan stelan seperti itu, maka senjata itu akan memiliki berat sekurangnya 1000 ton! Tentu saja ukuran dan beratnya tidak akan memungkinkan buat si "raksasa" Dipindahkan dengan cara biasa menggunakan jalan raya (bisa-bisa aspalnya langsung amburadul sehabis dipake!), dikirim harus pakai rel ganda kereta api. Seperti melepaskan senjata rel, maka satu-satunya gerakan pada laras senjata ini naik-turun, dan Arahnya tentu saja disesuaikan dengan Arah rel kereta menuju. Krupp mempersiapkan senjata jenis ini dengan kaliber yang berbeda-beda: 70 cm, 80 cm, 85 cm, dan 1 m.
Tak ada kelanjutan dari rencana ini hingga bulan Maret 1936, kompilasi Adolf Hitler mengadakan kunjungan ke Essen dan menanyakan tentang spesifikasi senjata tersebut. Tidak ada komitmen yang diberikan oleh Hitler tentang pengembangan lebih jauh, tetapi pengerjaan desainnya kemudian dimulai dengan model pertama kaliber 80 cm. Setelah selesai awal 1937 dan disetujui, akhirnya dikerjakanlah terlebih dahulu yang mulai dari musim panas 1937. Sayangnya, faktor teknis yang begitu rumit dalam pembuatan dan pengecoran senjata besi yang sangat membantu membuat batas waktu yang diharapkan (musim panas 1940) tidak dapat digunakan.

Krupp membangun model percobaannya akhir tahun 1939 dan kemudian mengirimnya ke Hillersleben untuk uji coba tembakan. Masalah penetrasi juga dicoba dalam tes ini. Penembakan dengan ketinggian 7,1 ton yang dimuntahkannya mampu menembus beton tujuh meter ditambah baja setengan satu meter sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Ketika tes tersebut selesai pertengahan tahun 1940, dibuat pula "kendaraan" yang akan dipindahkan. Alfried Krupp (anak dari Krupp yang berasal dari nama itu disebut) yang menjadi panduan bagi Hitler dalam inspeksinya ke Lokasi Tes Rügenwald di musim panas 1941. Saat itu juga disediakan secara resmi oleh artileri Gustav. Hitler begitu terkejut kompilasi mendapati apa yang telah disiapkan pula dengan 11 ton (saraf!) Jika peluru yang ada sekarang masih belum cukup. Dia menyetujui penggunaan peluru seperti ini harus langsung dari persetujuannya dan seizinnya (sama seperti persetujuan penggunaan senjata yang harus diketahui presiden). Karena sampai perang usai dia tidak pernah mengeluarkan izin tersebut, maka peluru super raksasa ini tidak pernah dikembangkan lebih lanjut.

Dua buah senjata langsung diorder dan uji coba tambahan dilakukan pada tanggal 10 September 1941. Tembakan pertama tes dengan menggunakan laras yang telah disiapkan. Pada bulan November 1941, laras ini dibawa ke Rügenwald untuk melepaskan ikatan lagi uji tembak. Kini yang digunakan adalah peledak penghancur baja yang berhasil ditembakkan hingga mencapai 37,210 meter!

Senjata ini dipasang di atas sasis yang dirancang khusus, yang didukung oleh buah empat troli paralel beroda yang dipasang di atas rel. Setiap troli memiliki 20 gandar (poros roda), sehingga totalnya ada 80 gandar (160 roda)! Krupp menamai senjata dahsyat ini sebagai Schwerer Gustav (Gustav Berat) yang diambil dari nama direktur senior pabrik tersebut, Gustav Krupp von Bohlen und Halbach.

Amunisi untuk senjata ini terdiri dari peledak lapis baja / beton kelas berat dan juga peledak berdaya ledak tinggi yang lebih 'cemen'. Proyektor roket berdaya jangkau jauh (150 km) juga telah disetujui untuk digunakan, tetapi kemudian diurungkan karena si laras otomatis harus dipanjangkan lagi hingga 84 meter! Rok rok Proyektil ini digunakan untuk membombardir daratan Inggris melintasi selat Dover.

Sesuai dengan tradisi turun-temurun di perusahaan Krupp, tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk pemesan untuk senjata pertama ini, menghadapi untuk senjata kedua bertipe sama (Dora), Krupp menghargainya sebesar 7 juta Reichsmark.

Tadi kan nama Gustav diambil dari nama direktur Krupp, nah sekarang nama Dora diambil dari nama istri insinyur senior di perusahaan tersebut!

Pada bulan Februari 1942 dibentuklah Unit Artileri Berat (E) 672 dan langsung dipindahkan ke depan Krim (Kaukasus), bersama dengan senjata super andalan mereka, Gustav. Senjata ini dikeluarkan tidak utuh, hanya demi, komponen dalam komponen yang diangkut menggunakan 25 buah truk yang membuat iring-iringan sepanjang 1,5 kilometer! Setelah tiba di Tanah Genting Perekop awal Maret 1942, senjata tersebut diselesaikan sementara ini merupakan bagian pengerjaan rel yang memanjang sejauh 16 kilometer (10 mil) sehingga mencapai bagian utara dari Simferopol-Sebastopol (yang menjadi targetnya). Di ujung rel tersebut dibuat semi-lingkaran untuk memudahkan Gustav dalam putaran.

Tes tempur pertama senjata ini adalah pengepungan Sebastopol. Instalasi dimulai awal Mei, dan tanggal 5 Juni senjata tersebut telah disiapkan untuk 'muntah-muntah'. Target berikut ini yang pernah ditampilkan dihajarnya:
5 Juni
- Artileri pantai Soviet dengan jarak 25.000 meter. Delapan peluru ditembakkan.
- Benteng Stalin . Enam peluru ditembakkan.

6 Juni
- Benteng Molotov . Tujuh peluru ditembakkan.
- Tebing Putih: Tempat penyimpanan amunisi bawah laut di Pantai Severnaya. Lokasinya 30 meter di bawah permukaan laut dengan pelindung beton setebal 10 meter. Setelah sembilan tembakan ditembakkan, arsenal ini hancur berkeping-keping dan menyebabkannya salah satu kapal di pantai tersebut ikut hancur akibat efek ledakannya.

7 Juni
- Ditembakkan untuk mendukung serangan infantri di Sudwestspitze, benteng pertahanan milik Soviet. Tujuh peluru ditembakkan.

11 Juni
- Benteng Siberia . Lima peluru ditembakkan.

17 Juni
- Benteng Maxim Gorki dan kumpulan meriam pantainya. Lima peluru ditembakkan.
Pada akhir pengepungan tanggal 4 Juli, kota Sebastopol tinggal puing-puing belaka, dan 30.000 ton amunisi telah ditembakkan! Gustav sendiri telah menembakkan total 48 buah peluru, jadi laras senjatanya telah menjadi aus (bayangkan saja, bila dijumlahkan dengan penembakan yang dilakukan pada saat tes dan pengembangan, maka laras ini telah berhasil menembakkan 250 peluru!). Tambahlah ke cadangan, sementara yang pertama dikirim pulang ke pabrik Krupp di Essen untuk "pemulihan" sehingga bisa dibeli kembali.
Sejata ini lalu dibongkar untuk selanjutnya dipindahkan ke bagian utara dari Rusia, sedangkan Jerman sedang pindah serangan pada kota Leningrad yang dikepung. Gustav diempatkan sekitar 30 km dari kota di dekat stasiun kereta api Taizy. , setelah susah payah dipasang Kembali dan sudah siap tempur, rencana serangan tersebut disetujui! Akhirny pun,  Gustav menghabiskan musim dingin 1942/1043 di dekat Leningrad.

Setelah itu, kelas artileri ini dikembalikan dulu ke Jerman untuk perbaikan. Meskipun ada beberapa yang mengklaim yang menyatakannya. Gustav dibeli dalam pertempuran Warsawa tahun 1944, tetapi pada saat disetujui seperti itu.  
Yang jelas, senjata ini kemudian dihancurkan oleh pihak Jerman sendiri (yang jelas sebelum tanggal 22 April 1945) demi mencegahnya jatuh ke tangan Sekutu atau Soviet. Dan Ditemukan di hutan 15 kilometer (9 mil) di sebelah utara Auerbach atau 50 kilometer (31 mil) di sebelah Chemnitz.
Dora adalah senjata kedua yang diproduksi yang memiliki spesifikasi sama dengan Gustav. Penggunaannya di medan pertempuran Stalingrad, di mana senjata tersebut ditempatkan 15 kilometer (9 mil) sebelah barat kota di sekitar pertengahan Agustus 1942. Dora telah siap beraksi tanggal 13 September, tetapi tak lama kemudian senjata ini sudah dibongkar lagi karena Jerman akan terkena kepungan balik Rusia yang mengancam posisinya. Saat pasukan Jerman mundur dari Front Timur, Dora pun ikut serta. Nasibnya bukan setragis Gustav yang dihancurkan, hanya dibongkar saja setelah perang berakhir.

Tipe: Senjata kepung / artileri rel
Masa tugas: 1941-1945
Pengguna: Wehrmacht

Data produksi:
Desainer: Krupp
Dirancang: 1934
Pabrik pembuat: Krupp
Harga per unit: 7 juta Reichsmark
Produksi pertama: 1941
Jumlah produksi: 2

Spesifikasi:
Berat: 1,350 ton
Panjang: 47,3 meter
Panjang laras: 32,48 meter (L / 40.6)
Lebar: 7,1 meter
Tinggi: 11,6 meter
Kaliber: 800 mm (31,5 inci)
Elevasi: Maksimum 48 "
Kecepatan tembak: 1 kali tembak setiap 30 hingga 45 menit, atau dapat mencapai 14 kali tembak dalam sehari
Kecepatan peluru: 820 m / s (HE), 720 m / s (AP)
Jarak efektif: Sekitar 39 km
Jarak maksimal: 48 km (HE); 38 km (AP)
Kru: 250 orang untuk memasang senjata dalam waktu 3 hari (54 jam), 2.500 orang untuk memasang jalur rel dan membuat pertahanan di senjata. Dibutuhkan 2 batalion flak untuk melindungi senjata ini dari serangan udara!
Oke sobat bsi cukup sampai disini artikel kali ini jika Mau tahu tentang  hal hal lain lebih lanjut? Tunggu artikel dari kami yang akan datang. 
Kami akan datang dengan banyak artikel artikel lain yang tak kalah menarik jadi tunggu artikel yang akan terbit lainnya. 
Jangan lupa baca artikel artikel lain di Website kami yaitu jurnailindo77.com atau berita siswa indonesia.
Disini kami menyediakan berita seputar:teknologi,lokal,internasioal,sejarah,cerita,politik,game.
Jika ingin lebih tau tentang saya kunjungi beberapa sosial media kami.

Youtube=Rudi Craft
Whatsapp=85234126243
Twitter=Rudycraft,rudyseparogoblok
Instagram=beritasiswaindonesia,rudycraft
Email=rudijokoutomo218@gmail.com
Facebook=beritasiswaindonesia,rudyjokoutomo
Contacperson=0895635449318

Berita siswa indonesia atau BSI adalah website pribadi dengan slogan “selalu memberikan informasi terupdate, terpercaya, dan cepat”
Kami menyediakan website dengan topik beragam seperti berita seputar:teknologi,lokal,internasional,sejarah,cerita,politik,game,informasi,militer,misteri dunia,opini.
Untuk kritik dan saran silahkan berkomentar berikan ulasan anda terhadap kami,jika ada sesuatu hubungi kami lewat sosial media yang ada. 
Terima kasih telah berkunjung 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Pesawat Menghindari Terbang di Atas Samudra Pasifik?

Kenapa Pesawat Menghindari Terbang di Atas Samudra Pasifik? Sabtu, 16 November 2019 18.50 Rudy joko utomo Informasi  Ilustrasi Pesawat Melewati Samudra Pasifik - MiniTime Beritasiswaindonesia -  Traveler, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa pesawat terbang tidak melewati Samudra Pasifik? Penerbangan dari Amerika Serikat ke Asia biasanya melakukan perjalanan ke utara melewati Alaska/Siberia daripada lurus melintasi Pasifik, kenapa? Bukankah itu justru membuat perjalanan jadi lebih jauh karena pesawat harus melewati rute memutar? Sebagian orang menduga, pesawat menghindari Samudra Pasifik karena alasan keselamatan. Seperti yang kita tahu, Samudra Pasifik adalah samudra terbesar dan terdalam di dunia. Bayangkan jika terjadi masalah dengan pesawat dan harus mendarat darurat di Samudra Pasifik. Pilot pasti akan kesulitan menemukan tempat yang aman untuk mendaratkan pesawatnya. Pencarian dan evakuasi di Samudra Pasifik pun lebih sulit dilakukan darip...

Ketika Agama Kehilangan Tuhan, Ini Kegelisahan Gus Mus

Ketika Agama Kehilangan Tuhan, Ini Kegelisahan Gus Mus 13 nov 2019 18:12  Rudy K.H.A.Mustofa Bisri, Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibiin Rembang, memberikan renungan tentang keberagamaan di masyarakat kita. Pesan kritis itu mencerminkan kegelisahan seorang juru dakwah yang dikenal sebagai penyair. Ada juga tanggapan menarik dari intelektual Goenawan Mohamad. Untuk ngopibareng.id, berikut pesan penting dari Gus Mus, panggilan akrab tokoh Nahdlatul Ulama ini . Dulu agama menghancurkan berhala. Kini agama jadi berhala. Tak kenal Tuhannya, yang penting agamanya. Dulu orang berhenti membunuh sebab agama. Sekarang orang saling membunuh karena agama. Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang saling membenci karena beragama. Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu,Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu. Lalu yang berubah apanya? Manusianya? Dulu orang belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya. Sekarang orang malas belajar...