Langsung ke konten utama

Ratusan Pasukan Brimob dari Sumut dan Kepri Bakal Masuk Papua

Ratusan Pasukan Brimob dari Sumut dan Kepri Bakal Masuk Papua

BSI berita siswa indonesia 
Sabtu, 31/08/2019 15:59
Nasional, lokal

Ilustrasi pasukan Brimob. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)



Jakarta, BSI berita siswa Indonesia -- Ratusan personel Brimob dari Polda Sumatra Utara dan Kepulauan Riau dikirim ke Papua dan Papua Barat untuk memulihkan keamanan. 

Polda Sumut menerjunkan sekitar 500 personel Brimob ke wilayah Papua, Sabtu (31/8), sementara Polda Kepri memberangkatkan 252 personel Brimob.

"Pasukan diberangkatkan sebanyak 500 personel dengan dua gelombang," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmadja, Sabtu (31/8).

Upacara pelepasan personel Brimob ini berlangsung di Markas Brimob Tanjung Morawa, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (30/8) malam. Gelombang pertama sebanyak 250 personel langsung diterbangkan menuju bandara di Jayapura.

"Selanjutnya, ada sekitar 150 atau 250 orang yang akan diberangkatkan berikutnya," kata Tatan.



Dia mengungkapkan, para personel akan melaksanakan operasi pengamanan dengan cara persuasif untuk memulihkan suasana.

"Seperti penegasan Bapak Kapolda, personel harus mengutamakan cara-cara kemanusiaan dalam bertugas. Persuasif. Tidak ada yang menggunakan peluru tajam," kata dia.

Namun, Tata belum bisa memastikan personel ini akan berada di sana sampai kapan. 

"Jika sudah kondusif, maka akan ditarik (pasukan). Petugas yang diberangkatkan ke sana juga fokus untuk menyelamatkan warga, termasuk harta benda mereka."

Kabid Humas Polda Kepri Kombes S Erlangga di Batam, Sabtu, mengatakan pengiriman 252 personel Satuan Brimob Polda Kepri itu berdasarkan surat perintah Kapolri Jenderal Tito Karnavian

"Sat Brimob Polda Kepri yang tergabung dengan Brimob Nusantara bertugas menciptakan situasi yang aman dan kondusif," kata dia dikutip Antara.

Menurut dia, satuan khusus itu akan melakukan perbaikan infrastruktur dan fasilitas umum yang rusak, operasi kemanusiaan, operasi sosial dan kesehatan masyarakat, sesuai instruksi Presiden Jokowi.

Ketegangan di Papua dan Papua Barat meningkat sejak pekan lalu. 

Aksi unjuk rasa pada Kamis (29/8) menimbulkan kerusakan material di berbagai tempat dari Sentani, Abepura, Kotaraja hingga Jayapura 

Massa pengunjuk rasa sempat membakar beberapa gedung dan pertokoan sepanjang Abepura, Entrop dan Jayapura lalu bangunan Kantor Telkomsel dan Pos Jayapura.

Bangunan Kantor Bank Indonesia Perwakilan Papua, RS Provita Jayapura, Mal Jayapura, dan pertokoan yang berada di sekitarnya juga dilempari dan dirusak massa pengunjuk rasa.



Jangan lupa baca artikel artikel lain di Website kami yaitu jurnailindo77.com atau berita siswa indonesia.
Disini kami menyediakan berita seputar:teknologi,lokal,internasioal,sejarah,cerita,cerpen,politik,game.
Jika ingin lebih tau tentang saya kunjungi beberapa sosial media kami.

Youtube=Rudi Craft
Whatsapp=85234126243
Twitter=Rudycraft,rudyseparogoblok
Instagram=beritasiswaindonesia,rudycraft
Email=rudijokoutomo218@gmail.com
Facebook=beritasiswaindonesia,rudyjokoutomo
Contacperson=0895635449318




Terima kasih telah berkunjung. 


https://m.cnnindonesia.com/nasional/20190831131744-20-426355/ratusan-pasukan-brimob-dari-sumut-dan-kepri-bakal-masuk-papua

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Pesawat Menghindari Terbang di Atas Samudra Pasifik?

Kenapa Pesawat Menghindari Terbang di Atas Samudra Pasifik? Sabtu, 16 November 2019 18.50 Rudy joko utomo Informasi  Ilustrasi Pesawat Melewati Samudra Pasifik - MiniTime Beritasiswaindonesia -  Traveler, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa pesawat terbang tidak melewati Samudra Pasifik? Penerbangan dari Amerika Serikat ke Asia biasanya melakukan perjalanan ke utara melewati Alaska/Siberia daripada lurus melintasi Pasifik, kenapa? Bukankah itu justru membuat perjalanan jadi lebih jauh karena pesawat harus melewati rute memutar? Sebagian orang menduga, pesawat menghindari Samudra Pasifik karena alasan keselamatan. Seperti yang kita tahu, Samudra Pasifik adalah samudra terbesar dan terdalam di dunia. Bayangkan jika terjadi masalah dengan pesawat dan harus mendarat darurat di Samudra Pasifik. Pilot pasti akan kesulitan menemukan tempat yang aman untuk mendaratkan pesawatnya. Pencarian dan evakuasi di Samudra Pasifik pun lebih sulit dilakukan darip...

TRUMP MEMPROVOKASI PENDUKUNGNYA UNTUK GAGALKAN PELANTIKAN BIDEN!!!!

   Jakarta, BSI Indonesia - Meski pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) 3 November lalu tampaknya sang petahana Donald Trump belum bisa menerimanya dengan legowo. Bahkan Trump masih berusaha untuk menjegal langkah Biden menuju Gedung Putih. Dilansir AFP, Presiden yang juga taipan properti New York itu mengonfirmasi bahwa dia akan berpidato di depan pendukungnya Rabu (6/1/2021) waktu setempat di ibukota Washington DC sambil menyerukan protes atas sertifikasi oleh Kongres tentang kemenangan Joe Biden sebagai presiden terpilih.  "Saya akan berbicara di SAVE AMERICA RALLY besok di Ellipse pukul 11.00 WIB (1600 GMT)," cuit Calon Partai Republik itu. "Datanglah lebih awal," desak Trump, sambil menjanjikan apa yang disebut sebagai "BURUNG BESAR!" di situs dekat Gedung Putih. Sementara itu Biden akan menyampaikan sambutannya pada hari Rabu, dari rumahnya di Wilmington, Delaware, setelah pertemuan dengan para penasihat ekonominya. Trump dengan tegas menolak untuk...

8 Fakta Bataan dead March "Barisan kematian"

 8 fakta bataan Death March.  Hallo sobat sejarah Bsi,Salam merdeka Halo semuanya apakabar kalian hari ini? Pastinya baik dong!  Atau masih suka nyusahin keluarga? Kalau iya kita sama.  Oke pada kali ini kita akan bahas tentang perang Dunia ke dua lagi, ya kemarin kita juga sudah bahas tentang perang Dunia 2 yang berjudul meriam Gustav, untuk kali ini kita akan bahas tentang 8 fakta bataan Death March.  Kejadian dimulai saat tanggal 9 April 1942, pasukan Amerika Serikat beserta Filipina menyatakan menyerah kepada Jepang yang telah menguasai sebagian besar wilayah Filipina. Pasukan yang tersisa di Bataan kemudian dikumpulkan dan dipaksa untuk berjalan kaki menempuh jarak yang sangat jauh menuju Kamp O’Donnell. Para tawanan perang ini terus mendapat perlakuan yang tidak manusiawi sepanjang perjalanan. Siksaan hingga penyakit yang diderita tawanan membuat banyak dari mereka meninggal selama dalam perjalanan maupun ketika berada di Kamp O'Donnell. Perist...